Title: The Lost Memory
Author: Nabilah Aulia Nst (@nabilah1015)
Main Cast: Cho Kyuhyun, Jung Jira (OC), and the other cast. *You can find it by yourself*
Genre: Hurt, Romance, Angst, Drama.
Rating: PG-13+
Lenght: Oneshoot
Disclaimer: FF ini murni hasil pemikiran dan imajinasi saya. Cho Kyuhyun hanya milik tuhan dan keluarganya. Original character dan alur cerita hanyalah milik saya XD Dan maaf apabila ada kesalahan kata atau sedikit typo didalamnya.
Don't copy without my permission!
Summary: "Ada rasa yang membuncah saat aku menatap matamu. Ada rasa rindu dan gembira saat matamu menatapku. Tapi entah kenapa diantara rasa rindu dan gembira yang mendalam itu terselipkan rasa sakit yang amat perih. Menusuk relung hatiku, membawaku kembali pada penyesalan itu. Kau membuatku bingung. Apakah aku pernah mengenalmu? Apa kita pernah saling kenal? Atau mungkinkah kau termasuk ke dalam serpihan memori lamaku yang telah lama hilang?"
The Story Begin...
***************************
"Aku punya radar ajaib yang bisa menemukanmu dimanapun kau berada. Aku pasti dapat menemukanmu. Kau jangan khawatir, kau selalu ada dalam hatiku"
"Setengah hati ini kau jaga untukku, dan aku juga akan menjaga setengah hati yang lainnya. Jika suatu saat kita terpisah, biarkan kalung ini menjadi saksi bahwa kita pernah menjadi satu hati yang utuh"
"Kaulah objek terbaik yang bisa ku lukis dalam buku sketsaku. Yakinlah, semua kenangan yang pernah kita buat bersama telah ku lukis di dalam buku itu dan aku akan menjaganya dengan baik"
"Maafkan aku... Aku sangat mencintaimu. Benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku"
***************************
Malam itu salju turun lagi. Lebih lebat dari malam-malam sebelumnya. Menitik pelan secara bergantian dan beriringan menyelimuti semua benda yang ada, membentuk tumpukan putih yang indah. Jira baru saja keluar dari sebuah supermarket dan tersadar bahwa ia lupa -lagi- membawa payungnya. Ia takkan mengira jika salju akan turun selebat ini. Ia hanya berdiam diri didepan pintu supermarket itu dan enggan melangkah karena takut jika salju itu menerjang kepalanya, dia pasti tidak akan baik-baik saja setelahnya. Jira menengadahkan kepalanya menatap langit malam yang gelap tanpa bintang. Lalu ia menoleh ke sembarang arah dan tanpa sengaja matanya bertumbukan dengan hazel kecoklatan milik seorang pria yang sedang berdiri disebelahnya. Mata hazel itu terus menatapnya intens, sampai-sampai ia dapat merasakan pipinya memanas karena tatapan intens pria itu. Seperti ada magnet tak kasat mata yang memaksanya untuk terus menatap mata indah milik pria itu. Merasa tidak asing dengan hazel coklat itu. Jira tersentak, menyadari bahwa ia sudah terlalu lama menyelami mata indah pria itu. Membuat seluruh sistem saraf penglihatannya menggila. Bagaimana bisa pria ini begitu menarik perhatiannya hanya dengan menatap matanya saja? Pria yang terlihat sederhana dan terkesan acuh pada penampilannya. Tapi pribadinya mungkin tidak sesederhana penampilannya. Aish, gila. Sejak kapan aku suka memperhatikan penampilan orang lain? Jinjja aku pasti sudah gila, umpat Jira dalam hati.
Pria itu juga tersadar dari lamunannya dan kembali menyibukkan diri dengan ponselnya. Ia terlihat sedang menggetutu kesal pada ponselnya. Ia terus-terusan mengumpat ponselnya itu dan sesekali melirik arloji yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Pria tinggi dengan postur tubuh yang tidak terlalu atletis, rambutnya ditata secara acak-acakan, celana jeans biru gelap yang dipadankan dengan mantel berbulu berwarna coklat terlihat pas melekat di tubuhnya, menambah ketampanannya menjadi berkali-kali lipat. Dia terus-terusan mengetuk ujung sepatunya dilantai marmer supermarket itu. Terlihat sedang bosan sekaligus kesal. Apa dia sedang menunggu seseorang? Pertanyaan itu terus terngiang dikepala Jira.
Ia baru saja ingin melangkah pergi dari supermarket itu -memutuskan untuk menerjang salju dan masa bodoh jika ia takkan baik-baik saja setelahnya- karena berlama-lama berdekatan dengan pria ini cukup membuatnya merasa gugup. Tapi tiba-tiba suara merdu pria ini menghentikan langkah kaki Jira.
"Ya! Changmin-ah! Eoddiya? Mau berapa lama lagi aku harus menunggumu? Kau bisa membuatku mati kedinginan disini. Mwo? Alasanmu saja! Bilang saja kau tak mau menjemputku. Kalau tau begitu aku tak perlu menunggu lama disini. Dasar kau!"
Pria itu langsung memasukkan ponselnya secara kasar ke dalam saku mantelnya. Lalu melangkah cepat menuju trotoar dan segera memberhentikan taksi yang lewat.
Jira terus memperhatikan langkah lebar pria itu, saat dia memberhentikan taksi dan akhirnya menghilang dari pandangannya. Gila. Hanya dengan mengamati gerak-gerik pria itu jantungnya langsung berdegup kencang. Apa ini? Kenapa sepertinya ia pernah merasakan hal ini sebelumnya dengan pria yang sama? Siapa pria tadi? Apa ia pernah mengenalnya?
To be continue...
Huaaaaa ini hanya prolog. Lanjutannya nanti ya readers :D sedang dalam proses. Wkwkwk XD see you...