Cast = Cho Kyuhyun, Shin Rae Hyun (OC), Park Jung Soo.
Genre = Fantasy, Romance, Sad.
Length = Oneshoot
Rating = 15+
Author = Nabilah Aulia Nst (@nabilah1015)
Disclaimer
= FF fantasy kedua yang pernah saya buat. Terinspirasi dari drama ‘The
Thousandth Man’. Tapi ceritanya saya buat beda sesuai dengan imajinasi
saya.
Warning = Typo(s) bertebaran dimana-mana ! Cerita
membosankan, gak masuk akal, alurnya amburadul, alurnya kependekan -_-
maklumlah, saya masih author amatiran -_-
Note = Setelah baca, veulis RCL yeh :3 hargai saya. Ini genrenya sad. Tapi maap klo kaga dapet feelnya entar :3 *lupakan
Summary =
Cho
Kyuhyun. Seorang vampire pureblood yang punya misi tersendiri. Seorang
vampire yang ingin menjadi manusia. Dan diberi waktu selama 100 tahun
untuk menemukan 9 organ tubuh manusia agar ia dapat menjadi manusia
seutuhnya. Seorang vampire pureblood hanya memiliki satu organ di dalam
tubuhnya, yaitu jantung. Jantung yang berfungsi memompa darah dan oleh
sebab itu para vampire pureblood memerlukan darah manusia demi menjaga
detak jantungnya. Karna tugas jantung sesungguhnya ialah memompa darah.
Dan Kyuhyun telah menemukan 8 organ tubuh. Tinggal satu organ tubuh lagi
dan apabila ia menemukan organ tersebut, ia akan menjadi manusia
seutuhnya. Tapi waktu yang tersisa tidak banyak. Ia hanya memiliki waktu
selama 100 hari untuk mencari organ tubuh terakhirnya yaitu paru-paru.
Tapi, apabila ia tidak berhasil menemukan organ tubuh terakhirnya dalam
waktu 100 hari, ia akan menghilang dan hancur menjadi debu bersama
dengan tiupan angin.
Okey Guys! Story begins ^^ Happy reading…
*************
100 tahun mungkin waktu yang sangat panjang
Tapi
100 tahun itu terasa singkat setelah kau datang dan masuk ke dalam
kehidupanku, memenuhi seluruh ruang dalam pikiran dan memoriku
Ambisi dan keinginan yang ku kejar sejak 100 tahun yang lalu itu sekarang seperti sebuah desakan untukku
Mendesakku untuk mencari organ tubuh kesembilanku agar aku dapat hidup dan tak berubah sia-sia seperti abu yang tertiup angin
Tapi setelah kau hadir, aku semakin bingung dan kehilangan arah
*************
Seorang
yeoja baru saja turun dari bis. Ia menggeret kopernya dengan malas.
Sesekali ia menggerutu, mengutuk udara musim dingin di korea yang sangat
ekstrim. Dan lagi-lagi ia menggerutu karna harus mencari tempat tinggal
disaat musim dingin seperti ini.
“Aish! Eomma
keterlaluan! Aku sama sekali tidak tahu daerah ini. Lalu, kenapa susah
sekali rasanya mencari tempat tinggal yang layak disini eoh? Aigoo,
sudah berjam-jam aku berkeliling tapi belum juga menemukan tempat yang
tepat. Argh!” ia mengacak rambutnya frustasi. Tak peduli dengan
tatapan-tatapan aneh dari orang yang berlalu lalang disekitarnya.
“Aku
harus kemana lagi. Aku lelah. Dan sebentar lagi matahari akan terbenam”
gerutunya lagi. Kali ini ia benar-benar putus asa. Memang sulit untuk
menemukan tempat tinggal didaerah Gangdong-Gu mengingat bahwa daerah ini
merupakan pusat kota yang dipenuhi dengan toko-toko disepanjang
jalanan.
Shin Raehyun –nama gadis itu-, membuang napasnya
secara kasar. Gadis ini baru pindah dari daerah Samjukmyeon karna ia
harus bersekolah di Hannyoung High School. Dan malam ini juga ia harus
segera menemukan tempat tinggal karna besok adalah hari pertamanya
bersekolah di Hannyoung High School.
“Annyeong. Ada yang
bisa kubantu? Sepertinya kau sedang mencari sesuatu” suara seorang namja
membuyarkan lamunan Raehyun. Raehyun menoleh ke belakang dan mendapati
seorang namja berpostur tubuh cukup proporsional sedang tersenyum ramah
ke arahnya, menampakkan dua buah dimple kecil di sudut bibirnya.
“Ah,
ne. Aku sedang mencari tempat tinggal. Aku baru pindah dari
Samjukmyeon. Apa kau bisa membantuku mencarikan tempat tinggal disekitar
sini?”
“Oh, kebetulan. Aku sedang menyewakan kamar untuk
satu orang di dekat rumahku. Kalau kau tertarik, aku bisa mengantarkanmu
sekarang juga. Kamarnya tidak terlalu luas, tapi kurasa cukup nyaman
untuk keadaan musim dingin seperti sekarang” Raehyun tampak berpikir
sejenak. Kelihatan dari tampangnya, namja ini orang baik. Jadi gadis itu
hanya mengangguk dan mengikuti namja itu.
“Ngomong-ngomong siapa namamu?” namja itu berhasil memecahkan kesunyian diantara mereka.
“Shin
Raehyun. Aku siswi di Hannyoung High School. Maka dari itu aku harus
tinggal disekitar sini agar aku tidak terlambat saat datang ke sekolah”
ujar Raehyun.
“Oh, begitu. Oh ya, namaku Park Jung Soo.
Kau bisa memanggilku Leeteuk. Dan kurasa mulai sekarang kau harus
memanggilku oppa. Karna usiaku dan usiamu kurasa cukup jauh berbeda”
ujar Leeteuk sambil tersenyum ramah ke arah Raehyun
“Ah ne, oppa” Raehyun mambalas senyum namja itu.
“Ah,
Raehyun-ah kita sudah sampai dan inilah rumahku. Kamarmu ada di
belakang sana. Mari ku antarkan” Leeteuk menggeret koper Raehyun.
Raehyun
menatap ke sekeliling rumah itu. Rumah yang cukup luas dengan design
minimalis dan memiliki halaman yang cukup luas. Rumah yang cukup asri
karna disini banyak sekali tanaman dan bunga. Raehyun melangkahkan
kakinya, mengikuti Leeteuk yang sudah berjarak beberapa meter
didepannya.
“Raehyun-ah, ini kamarmu. Kuharap kau nyaman
tinggal disini” Leeteuk membukakan pintu kamar itu dan meletakkan koper
Raehyun didalam kamar itu.
“Lalu berapa uang sewanya?” Leeteuk Nampak berpikir sejenak.
“Euum,
karna kau masih seorang pelajar, jadi tiap bulan kau harus membayar
50.000 won saja padaku. Sebenarnya 100.000 won per bulan. Tapi anggap
saja aku membantu meringankan bebanmu dan apa salah nya bila aku
membantumu” ujarnya ramah.
“ah, ne. Gomawo oppa. Kau benar-benar membantuku”
“Ne,
oh ya Raehyun-ah, kalau kau membutuhkan bantuanku, aku ada dirumah,
masuk saja karna pintu rumahku selalu terbuka untukmu. Arratchi?”
Leeteuk menghentikan langkahnya sejenak lalu menatap Raehyun. Gadis itu
menggangguk dan tersenyum.
“ne, kalau begitu istirahatlah. Kuharap kau nyaman tinggal disini” ujar Leeteuk lalu meninggalkan Raehyun.
Raehyun
membuka sepatunya lalu masuk ke kamar barunya. Kamar ini cukup nyaman
walaupun tidak terlalu luas. Setidaknya Raehyun sudah merasa lega. Ia
menghempaskan tubuhnya ke kasur. Merenggangkan tubuhnya yang terasa
pegal setelah seharian berkeliling di daerah Gangdong-Gu.
“Cukup
nyaman. Hah~ Setidaknya sekarang aku merasa lega karna lokasi rumah ini
cukup dekat dengan sekolah baruku dan harga sewa kamar ini juga tidak
terlalu mahal” gumam Raehyun.
*************
“Kau dari mana
saja Kyu?” tanya Leeteuk pada seorang namja yang baru saja masuk ke
dalam rumah dengan ekspresi yang sulit dibaca.
“Aku dari hutan” ucap namja itu cuek. Ia meraih pintu kulkas dan meneguk sebotol air dingin dengan sekali tegukan.
“Berburu
lagi? Bukankah kemarin kau baru berburu? Kyuhyun-ah, kau tidak punya
banyak waktu. Waktumu tinggal 100 hari lagi. Dan itu bukan waktu yang
lama, Kyu. Mengingat bahwa organ yang harus kau temukan itu adalah organ
terpenting dalam tubuh” omel Leeteuk. Sedangkan namja yang bernama
Kyuhyun itu hanya duduk dikursi makan dan tampak serius dengan
ponselnya.
“Aku tau hyung. Kau tenanglah. Aku pasti bisa menemukan organ itu” ucapnya datar.
“Ne,
kau memang harus menemukannya. Karna aku tak mau melihatmu menjadi abu.
Pokoknya, kau harus temukan organ itu sebelum terlambat, Kyu” ujar
Leeteuk sambil menepuk sekilas pundak Kyuhyun.
Kyuhyun
hanya menghela napas mendengar ocehan Hyungnya itu. Ia tampak gusar.
Sesekali ia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“Kyuhyun-ah.
Jangan bilang kalau kau mencari yeoja yang benar-benar tulus
mencintaimu dan mau memberikan paru-parunya secara tulus padamu” Leeteuk
berbalik arah. Lalu duduk disebelah Kyuhyun.
“Kyu, di
dunia ini jarang sekali ada manusia yang dapat dipercaya ucapan dan
perkataannya. Kalaupun ada manusia seperti itu, mungkin itu hanya 1 dari
sekian banyak manusia. Banyak yeoja yang tertarik denganmu dan tunggu
apalagi Kyu? Kau hanya membutuhkan satu paru-paru. Dan kurasa itu tidak
sulit” Leeteuk menatap Kyuhyun lurus-lurus, mencoba mencari tahu apa
yang dipikirkan namja itu.
“Ini organ terakhirku hyung.
Dan aku harus mencari organ yang tepat. Aku tak ingin salah pilih”
Kyuhyun menatap Leeteuk dengan pasti. Tapi Leeteuk malah membalasnya
dengan tatapan sendu.
“Kyu-ah~ mencari yeoja yang seperti
itu sangat sulit. Yeoja-yeoja jaman sekarang hanya melihat penampilan,
tapi tidak semua yeoja mau berkorban untuk pasangannya. Jadi, kau
benar-benar menginginkan paru-paru dari yeoja yang tulus mencintaimu?
Begitu?” Kyuhyun hanya diam. Lalu menyunggingkan senyumnya.
“Ne, hyung. Aku yakin aku pasti bisa menemukan yeoja itu” ujarnya yakin. Leeteuk hanya memberinya semangat.
“Ingat
Kyu-ah~ Aku pasti sangat menyesal apabila kau tidak berhasil. Aku tidak
ingin melihatmu hancur seperti abu. Arraseo?” Leeteuk bangkit dari
kursinya, menoleh sekilas kearah Kyuhyun lalu meninggalkan Kyuhyun
seorang diri didapur. Kyuhyun hanya mengangguk singkat.
“Fighting Cho Kyuhyun! Kau pasti bisa menjadi manusia seutuhnya! Hwaiting!” Kyuhyun menyemangati dirinya sendiri.
*************
Matahari
telah bersinar terang di sebelah timur. Raehyun tengah bersiap untuk
berangkat ke sekolah. Ia mengencangkan ikat pinggangnya lalu mengambil
sepatu sekolahnya. Setelah memasang sepatunya, ia menarik tas nya lalu
keluar dari kamarnya.
“Jam 7. Tepat waktu” gumam Raehyun sambil melirik sekilas ke jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.
“Raehyun-ah!
Kau mau berangkat? Kajja, kita sarapan dulu!” Leeteuk melambaikan
tangannya ke arah Raehyun. Tanpa menolak, Raehyun pun mengangguk lalu
masuk ke rumah Leeteuk melalui pintu belakang yang langsung menuju
dapur.
“Ah, duduklah disini. Rotinya hampir matang” ujar
Leeteuk sambil bolak-balik disekitar dapur. Mengambil piring, selai dan
pisau. Lalu meletakkannya diatas meja. Leeteuk tampak sibuk sekali.
“Ah, oppa seharusnya tidak perlu repot-repot seperti ini. Lagipula, aku bisa sarapan dikantin sekolah” Raehyun membantu Leeteuk.
“Aku
tidak merasa direpotkan. Lagipula, apa salahnya bila sarapan bersama.
Jadi, makanlah” Leeteuk menarik kursi makan didepan Raehyun lalu duduk.
Raehyun hanya mengangguk dan melahap roti buatan Leeteuk.
“Aigoo…
sudah jam 7 tapi bocah itu belum bangun juga? Dasar vampire malas.
Ckck…” oceh Leeteuk tiba-tiba. Membuat Raehyun ternganga.
“ha? Vampire?” celos Raehyun dengan polosnya saat mendengar ocehan Leeteuk.
“Eoh?
Ah, bukan begitu maksudku, dongsaengku itu sifatnya seperti vampire
hobinya menghisap darah orang. Tapi dia menghisap darahku secara tidak
langsung. Karna dia selalu membuatku marah dipagi hari seperti ini” ujar
Leeteuk.
“Oppa punya dongsaeng?” Raehyun menautkan alisnya. Karna tak menyangka ternyata Leeteuk tidak tinggal sendiri dirumah ini.
“Bukan
dongsaeng kandung. Hanya saja sudah kuanggap layaknya dongsaengku
sendiri. Karna kami sudah tinggal bersama cukup lama” ujar Leeteuk
sambil tersenyum.
“Oh, begitu” Raehyun menggangguk singkat mendengar penjelasan Leeteuk.
“HYUNG! DIMANA KAU LETAKKAN PSP KU? KUBUNUH KAU KALAU KAU BERANI MEMBUANGNYA!!!” suara terikan menggelegar dari lantai atas.
“DI RUANG TAMU, BODOH! KAU SENDIRI YANG MELETAKKANNYA DISANA!” Leeteuk berteriak tak kalah kuatnya dengan teriakan Kyuhyun.
“Aish!
Bocah itu benar-benar merepotkan” omel Leeteuk. “ah, Raehyun-ah~
maafkan dongsaengku, dia memang hobi membuat keributan” Leeteuk
meletakkan segelas susu dimeja.
“HEH! HYUNG BODOH! SIAPA
YANG KAU SEBUT TUKANG PEMBUAT KERIBUTAN, EOH?! KAU PIKIR AKU TAK BISA
DENGAR?!” lagi-lagi suara Kyuhyun cukup memekakkan telinga. Membuat
Leeteuk menggerutu untuk kesekian kalinya.
“Mana rotiku hyung?” Kyuhyun tiba-tiba muncul didepan Leeteuk membuat Raehyun terkaget-kaget.
‘Ba-bagaimana bisa? Bukankah namja itu tadi dilantai atas?’ batin Raehyun sambil terus menatap Kyuhyun.
“hmmm,
oppa aku harus berangkat. Annyeong~” Raehyun membungkukkan badannya
didepan Leeteuk dan juga Kyuhyun. Lalu melangkah keluar rumah.
“Siapa dia hyung? Kenapa kau tak memberi tahuku?” Kyuhyun menatap punggung Raehyun.
“Namanya
Shin Raehyun. Gadis yang baru saja menyewa kamar yang di belakang sana.
Dia siswi di Hannyoung High School” ujar Leeteuk. Kyuhyun terus menatap
punggung Raehyun yang melangkah semakin jauh dari rumah. “Oh, ya Kyu
itu rotimu diatas meja. Makanlah” Leeteuk beranjak dari kursi
makan.
‘Shin
Raehyun? Kenapa mereka mirip sekali? Apa dia reinkarnasi dari Park Hye
In? Hye In-ah~ dia mirip sekali denganmu’ batin Kyuhyun.
*************
“Aigoo, tontonan macam apa ini eoh? Menjijikan sekali” desis Kyuhyun sambil menggelengkan kepalanya.
“Tapi kenapa kau tonton? Dasar pabbo!” Leeteuk duduk di sebelah Kyuhyun yang sedang asyik menonton film di televisi.
“Setauku,
vampire tidak se-menjijikan itu. Ini penghinaan. Apa-apaan itu? cih!
manusia selalu menganggap vampire itu makhluk rendahan” omel Kyuhyun.
“Ah sudahlah. Daripada aku menonton tontonan seperti ini lebih baik aku
keluar” Ia bangkit dari sofa dan keluar dari rumah.
“Ckckck. Dasar bocah ingusan. Kerjanya mengomel setiap hari” Leeteuk hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap Kyuhyun.
*Kyuhyun POV*
Apa
manusia selalu merendahkan vampire? Argh! Kalau begini lebih baik aku
tetap menjadi vampire, daripada harus menjadi manusia yang notabenenya
selalu merendahkan kaumku. Walaupun aku harus menghilang dan lenyap
menjadi debu nantinya. Waktuku tinggal 98 hari lagi. Haruskah aku
mencari paru-paruku? Aish!
Tunggu, aroma ini. Raehyun? Oh,
ternyata benar dugaanku. Raehyun baru saja pulang dari sekolahnya dan
sepertinya ia tampak lemas. Wajahnya pucat. Dengan segera aku
menghampirinya. Ia membawa banyak bawaan ditangannya.
“Gwenchanayo?
Kau tampak pucat” ujarku saat dia lewat didepanku. Ia menoleh sekilas
lalu tersenyum. Ya tuhan, dia benar-benar mirip dengan Hye In.
“Gwenchana” ucapnya singkat. Tapi aku tak yakin kalau keadaanya saat ini baik-baik saja.
“Biar
kubantu. Kenapa kau baru pulang, eoh? Ini sudah hampir larut. Apa
murid-murid di Hannyoung selalu pulang larut seperti ini?” tanyaku.
“Sebenarnya
tidak. Tapi tadi ada yang harus kukerjakan jadi baru bisa pulang
sekarang” tuturnya. Tatapan matanya sendu. Suaranya, aromanya,
senyumnya, semuanya nyaris persis seperti Hye In. Astaga apa-apaan aku
ini, eoh? Kenapa aku terus membandingkannya dengan Hye In? Jelas-jelas
dia bukan Hye In.
“Oh, kau pasti lelah kan? Istirahatlah
dan nanti ku buatkan kau teh panas” ujarku. Aku meletakkan
barang-barangnya di depan pintu. Ia hanya mengangguk sekilas.
Aku kembali ke rumah dan membuatkan teh panas untuknya. Lalu kembali ke halaman belakang –ke kamarnya.
“Raehyun-ah~ ini teh mu. Minumlah” aku menyodorkan gelas teh itu padanya. Ia mengambilnya lalu meneguknya.
“Hmm,
gomawo oppa” oppa? ah, ne kurasa dia memang lebih baik memanggilku
begitu. Tapi aku sedikit canggung dengan panggilan itu. Aku tersenyum
dan dia membalasku.
DEG
Ada apa denganku eoh? Kenapa kerja jantungku meningkat menjadi lebih cepat? Aneh.
“Hmm,
ya sudah kau istirahatlah. Ini sudah malam dan jangan tidur terlalu
malam” dia mengganguk dan tersenyum. Akupun meninggalkannya.
Memandangnya, berbicara dengannya, melihat senyumnya membuat aku
semakin… Argh! Entahlah! Kenapa aku ini?
98 hari… siapa
nanti yeoja yang mau memberikan paru-parunya padaku? Ini organ terakhir.
Dan aku ingin menemukan orang yang tepat. Yeoja yang benar-benar tulus
mencintaiku. Yeoja yang rela berkorban demi hidupku. Yeoja yang dapat
menerimaku sepenuh hati. adakah yeoja seperti itu? Bisakah aku bertemu
dengannya di dalam kurun waktu 98 hari yang tersisa ini?
Bagaimana
rasanya lenyap menjadi debu? Apakah sakit? Apakah perih? Dan jika aku
menjadi manusia, apa yang akan terjadi selanjutnya? Dapatkah aku hidup
dengan baik? Hah~ terlalu banyak pertanyaan yang ada didalam otakku ini.
Tapi satu yang menjadi pusatku. Yaitu Shin Raehyun dan Park Hye In.
<FLASHBACK>
50 Years ago…
Aku
berdiri disini. Menatapnya. Mencoba mencari kebohongan dimatanya. Tapi
hasilnya nihil. Tak dapat kutemukan kebohongan dibalik matanya. Ia
menatapku lurus-lurus. Air matanya menetes satu persatu.
“Kyuhyun-ah~
ambilah” dia menggenggam tangan kananku meletakkannya diperut sebelah
kanannya *elahribet-_-* “ambilah hatiku kalau kau memang membutuhkannya”
lagi-lagi air matanya menetes. Aku menganga mendengarkan penuturannya
tadi. Tidak! Mana mungkin aku mengambil hati yeoja yang sangat kucintai.
Yeoja yang selama 8 tahun terakhir ini selalu bersamaku. Tidak.
TES.
Air mata yang ku tahan sejak tadi akhirnya jatuh juga. Aku
menggelengkan kepalaku kuat-kuat. Ku tatap matanya. Ia tetap tak
bergeming. Tetap teguh pada penuturannya tadi.
“Shireo!
Itu takkan pernah terjadi Hye In-ah~ kau harus tetap hidup. Kau pasti
bisa bertahan Hye In-ah~. Jangan khawatirkan aku. Yang terpenting,
hiduplah dengan baik. Aku ingin kita terus bersama. Jebal, jangan
tinggalkan aku” lagi-lagi air mataku meluncur begitu saja. Ku genggam
erat tangannya.
“Hidupku sudah tak bisa
dipertahankan lagi Kyu-ah~. Aku tak mungkin bisa hidup lebih lama lagi.
Kankerku sudah terlalu parah. Ambilah Kyu. Rawat baik-baik. Aku yakin,
hatiku ini benar-benar sehat” dia mencoba tegar tapi aku tau dia sangat
rapuh saat ini. Rapuh karna kanker Rahim yang dideritanya. Aku
menggeleng lagi. Tapi dia tetap membujukku untuk melakukannya. Mengambil
hatinya dan hidup dengan baik.
“Kyu, kalau dengan hati ini kau bisa hidup dengan baik, ambilah. Hiduplah dengan baik” dia menggenggam tanganku erat-erat.
Aku berpikir sejenak. Aku tak ingin kehilangan dia. Tapi takdir sepertinya berkata lain. Hye In-ah~ nan jeongmal saranghaeyo.
JLEB
Dia memelukku. Menumpahkan seluruh air matanya di dadaku. Isakannya terdengar jelas ditelingaku.
“Aku
mencintaimu, Kyu. Hiduplah dengan baik. Hidupku sudah tak lama lagi.
Ambilah hatiku dan jagalah baik-baik. Arra?” aku memeluknya erat. Sangat
erat. Aku mengangguk pelan. “Mianhae, Kyu. Aku tak bisa bersamamu lebih
lama lagi. Terima kasih untuk semua kenangan indah yang telah kau
lukiskan bersamaku. Terima kasih untuk semuanya. Tak peduli walaupun kau
seorang vampire pureblood yang mengerikan, tapi bagiku kau tetap Cho
Kyuhyun yang kucintai. Cho Kyuhyun yang manis, yang baik dan romantis.
Cho Kyuhyun yang apa adanya. Cho Kyuhyun yang jail dan evil. Gomawo
Kyuhyun-ah~ Gomawo~ jeongmal gomawo. Aku mencintaimu, Kyu” isakan
tangisnya semakin kuat. Air mataku tak bisa kutahan lagi. ku peluk ia
erat. Aku benar-benar mencintaimu Hye In-ah~.
Dia melepas pelukannya. Dia menangkup kedua pipiku. Mengecup bibirku singkat. Lalu tersenyum. Aku pun membalas senyumnya.
“Gomawo
Hye In-ah~ karna kau telah mencintaiku. Gomawo, karna kau telah
mengajarkanku apa itu cinta. Gomawo, kau telah membuatku serasa menjadi
manusia seutuhnya. Gomawo untuk semuanya Hye In-ah~. Saranghae…” ku
tarik tengkuknya untuk mengikis jarak diantara wajahku dan wajahnya.
Lalu ku cium bibirnya dengan lembut. Dia membalas ciumanku. Melumat
bibirku pelan. Ciuman yang hangat dan penuh kasih sayang. Ciuman
perpisahan. Dapat kurasakan air matanya menetes di pipiku. Hangat, penuh
haru dan kesedihan. Sungguh, aku tak ingin berpisah dengannya. Tapi aku
harus mengikhlaskannya. Agar ia dapat pergi dengan tenang.
*************
Disinilah
aku sekarang. Ditaman yang luas. Indah karna dipenuhi dengan tumbuhan
hijau dan bunga penuh warna. Aku bersimpuh disebuah gundukan tanah.
Tepat dibawah pohon ek besar. Kutatap batu nisan yang ada didepan ku.
Park Hye In
Kuletakkan
seikat bunga mawar merah yang kubawa tadi diatas nisannya. Aku berdoa
untuknya. Semoga ia tenang disana. Gomawo Hye In-ah~. Aku berjanji akan
merawat hatimu baik-baik. Aku berjanji akan hidup lebih baik. Kuharap
kau tenang disana. Dan kuharap kita dapat bertemu lagi dikemudian hari.
Hye In-ah~ bagaimana kabarmu? Aku disini baik-baik saja. Mencoba tegar
dan tetap tersenyum. Seperti yang kau minta. Aku berjanji akan tetap
tersenyum walau tanpamu. Aku berjanji tidak akan menangis lagi. Hye
In-ah~ Saranghae… Kukecup nisannya lalu beranjak dari posisiku.
<FLASHBACK END>
“Heh!
Melamun lagi eoh?” aish! Suara namja ini selalu membuyarkan lamunanku.
Kulirik sekilas ke arahnya. Dia duduk disebelahku sambil menengadahkan
kepalanya dan menatap lurus ke langit.
“Kyu, pasti kau
teringat pada Hye In lagi kan?” ia melirik sekilas ke arahku. Aku hanya
terdiam. Didalam hatiku aku mengiyakan perkataannya.
“Raehyun benar-benar mirip dengan Hye In. aku juga menyadarinya sejak awal. Apa kau menyukainya Kyu?” Leeteuk hyung menatapku.
“Entahlah
hyung. Dia memang mengingatkanku pada Hye In. Tiap kali aku menatapnya,
jantungku berdetak hebat. Entahlah, sepertinya ada yang aneh dariku,
hyung” aku menatap langit. Indah. Itulah kata yang dapat kukatakan saat
melihat langit malam ini.
“Itu namanya cinta, Kyu. Itu
namanya love at first sight” leeteuk hyung tersenyum padaku. tunggu?
Sejak kapan dia mahir berbahasa inggris.
“aigoo hyung.
Menjijikan sekali. Sudahlah. Lupakan. Aku lelah” aku beranjak dari
posisiku dan segera masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Leeteuk hyung
yang terkekeh sendirian disana. Ckck, entah apa yang lucu. Dasar aneh.
*Kyuhyun POV end*
*************
97 hari…
90 hari…
80 hari…
70 hari…
60 hari…
30 hari…
Kyuhyun
belum juga menemukan paru-parunya. Entah apa yang dipikirkannya. Setiap
hari hanya termenung dan termenung. Dalam hatinya ia mulai menyukai
Raehyun. Dan begitupun dengan Raehyun. Hanya saja keduanya sama-sama
bungkam pada perasaan mereka masing-masing.
“Kyuhyun-ah! Hidupmu tak lama lagi! cepat temukan paru-parumu!”
“Kyuhyun-ah! Aku takkan kuat melihatmu menjadi debu lalu tertiup angin!”
“Kyu! Jangan membuatku sedih! Kau pasti bisa menemukan organ terakhirmu!”
“Kyu! Jangan putus asa seperti itu! Jangan pernah sekalipun kau berubah pikiran dan berputar haluan! Aku benci itu Kyu!”
Ocehan-ocehan
Leeteuk terus mengalir seperti air. Tapi Kyuhyun tetap menjalani
hidupnya seperti biasa. Seolah-olah tidak ada beban sedikitpun. Raehyun
yang tadinya tidak tahu apa-apa tentang ini akhirnya mendengar semuanya
dari Leeteuk. Dan ucapan Leeteuk terus terngiang dikepalanya.
*Raehyun POV*
“Kyuhyun
itu hidupnya tinggal 30 hari lagi. Dia sebenarnya rapuh. Tapi dia
bersikap seolah-olah tak terjadi apapun dalam hidupnya. Dia membutuhkan
paru-paru. Dan kalau dia tak bisa mendapatkan paru-paru, ia mungkin akan
mati”
ARGH! Benarkah itu? kenapa dia tidak pernah
membicarakannya padaku? Ucapan Leeteuk oppa tempo hari terus terngiang
di otakku. Oppa~ hatiku perih saat mendengarnya. Kalau kau benar-benar
membutuhkan donor paru-paru, aku bisa mendonorkan paru-paruku untukmu.
Ternyata kau cukup menderita selama ini.
Aku berjalan
dengan malas. Kulirik arlojiku. Pukul 9 malam. Cukup malam bagi para
pelajar apabila pulang selarut ini. Tapi tidak denganku. Pikiran-pikiran
buruk tentang Kyuhyun oppa terus menghantuiku. Sebenarnya dia sakit
apa? Kenapa aku tak pernah melihatnya minum obat? Kenapa aku tak pernah
melihatnya makan sayuran? Kenapa aku tak pernah melihatnya berobat ke
dokter atau ke rumah sakit? Sungguh, dia seperti bukan orang yang sedang
sakit parah. Dia sungguh pintar menyimpan rahasianya. Dia sungguh
cerdik menutupi dirinya. Dia sungguh misterius. Tapi entah kenapa aku
sangat menyukainya. Menyukai sifatnya yang dingin tapi terkesan lembut.
Menyukai tatapan dinginnya. Menyukai nada suaranya yang selalu terdengar
datar. Menyukai senyumnya yang selalu terlihat seperti sebuah senyum
kepalsuan. Tapi aku tak pernah merasa aneh dengannya.
“AAAARRGGGHHH! Je..bal.. sa..kit..aaargh…”
Astaga
suara mengerikan apa itu? Aku berlari mencari ke arah sumber suara itu
berasal. Sampai diujung sebuah gang sempit, aku menemukan seorang yeoja
dan seorang namja. Sang yeoja tampak sudah tak berdaya. Sementara namja
tersebut terus asik pada aktivitasnya. Menciumi leher yeoja malang itu.
tapi tunggu! Namja itu seperti bukan mencium leher yeoja itu, melainkan
menggigit? Ha? Apa aku tak salah lihat? Namja itu melepaskan yeoja itu.
Tidak. Lebih tepatnya menghempaskan yeoja itu ke tanah lalu mengelap
bibirnya menggunakan punggung tangannya. Mwo? Bercak darah? Namja itu…
aku seperti pernah mengenalnya. Kusipitkan mataku untuk melihat namja
itu lebih jelas lagi. namja itu berbalik dan… OMO! Matanya merah
menyala? Siapa dia sebenarnya? Hantu? Atau? Vampire? Omo! Omo! Apa dia
melihatku? Aigoo, eotteokhae? Tapi tunggu! Namja itu kenapa mirip dengan
Kyuhyun oppa? aish! Shin Raehyun! Imajinasimu terlalu tinggi! Tidak!
Mana mungkin itu Kyuhyun oppa. Tapi dari postur tubuhnya kelihatan
mirip. Ah, entahlah.
Aku segera berlari dari tempat itu.
menepis semua pikiran jelekku tentang namja itu. Matanya benar-benar
mengerikan. Sepertinya dia melihatku. Eotteokhae? Tuhan, tolong aku. Aku
benar-benar takut sekarang. Aku berlari sekencang mungkin. Pikiranku
terus berpikir bagaimana caranya aku bisa
sampai dirumah dengan selamat.
Dan
sampai pada akhirnya aku sampai dirumah. Aku berlari ke kamarku. Lalu
menguncinya rapat-rapat. Leeteuk oppa sedikit heran denganku. Dia
berteriak memanggilku tapi aku tak menggubrisnya. Pikiranku sekarang,
aku harus segera tidur, menarik selimut rapat-rapat.
*Raehyun POV end*
*************
“Hyung, Raehyun melihatku” Kyuhyun terduduk lemas disofa. Dia mengacak-acak rambutnya frustasi.
“Ha? Maksudmu?” Leeteuk sedikit bingung melihat tingkah dongsaengnya itu.
“Dia
melihatku saat aku sedang berburu mangsa tadi! Sepertinya dia
benar-benar ketakutan. Eotteokhae? Apa yang harus kukatakan padanya?”
kyuhyun menatap leeteuk lurus-lurus. Meminta bantuan dari Leeteuk.
“Memang
sudah saatnya kita beri tahu dia yang sebenarnya, Kyu. Kau katakan saja
padanya secara jujur. Pantas saja tadi aku melihatnya berlari saat
masuk ke rumah. Bahkan dia tak menggubris panggilanku” ujar Leeteuk.
“Jinjjayo?
Aish! Hyung, menurutmu apa dia akan menjauhiku? Aku tak ingin dia
menjaga jarak denganku karna masalah ini” Kyuhyun menunduk lemas.
Sesekali ia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“aku
yakin kalau kau mengatakan yang sebenarnya ia takkan menjauhimu”
Leeteuk mengusap punggung Kyuhyun. Berusaha menenangkan emosi
dongsaengnya itu.
*************
7 hari…
Kyuhyun
menatap kalender yang ada diponselnya. Sesekali ia mendesah. Mengatur
perasaanya yang sedang campur aduk. Sejak malam itu, Raehyun menjaga
jarak dengan Kyuhyun. Padahal Kyuhyun telah mengatakan yang sebenarnya.
Dan Kyuhyun tau, ekspresi gadis itu benar-benar kaget bercampur takut
saat Kyuhyun mengatakan yang sebenarnya. Entah mengapa, sekarang Kyuhyun
begitu merasa menyesal. Hatinya sesak saat melihat Raehyun yang terus
menjaga jarak darinya. Ia tak ingin hal ini terjadi. Ia telah mengakui
perasaanya. Perasaan bahwa ia mulai mencintai Raehyun. Mencintai Raehyun
apa adanya. Bukan karna kemiripan Raehyun dengan Hye In. Tapi Kyuhyun
mencintai Raehyun karna gadis itu begitu polos, lembut dan apa adanya.
Tapi entah apa yang dapat dilakukannya sekarang.
7 hari
lagi. Hidupnya tinggal 7 hari lagi. Dan sekarang sepertinya Kyuhyun
mulai berubah pikiran. Ia mulai melupakan tujuannya. Ia sudah tidak
memikirkan tentang organ terakhirnya. Masa bodoh dengan hal itu dan yang
terpenting untuknya sekarang ialah perasaan Raehyun. Ia ingin membuat
hari-harinya indah di sisa waktunya ini. Dan yang terpenting ia ingin
menikmati hari-hari terakhirnya bersama Raehyun.
Leeteuk
tetap seperti biasanya. Terus menerus mengoceh dan terus menerus
mendesak Kyuhyun agar Kyuhyun segera menemuka paru-parunya. Tapi Kyuhyun
sudah melupakan tentang hal itu. Justru kini ia merasa penasaran
bagaimana rasanya menghilang dan hancur menjadi debu.
“Hyung,
kajja kita selca. Kau jarang sekali selca bersamaku. Kajja!” Kyuhyun
menarik tangan Leeteuk lalu merangkul Leeteuk untuk berselca bersama
dirinya. Leeteuk heran dengan sikap dongsaengnya akhir-akhir ini. Sikap
Kyuhyun berubah drastis. Biasanya Kyuhyun selalu marah-marah dipagi
hari. Tapi tidak dengan sekarang. Justru setiap pagi ia selalu membantu
Leeteuk untuk menyiapkan sarapan.
“Akhir-akhir ini kau aneh, Kyu” umpat Leeteuk. Kyuhyun yang mendengar itu hanya tersenyum.
“aneh?
Hanya perasaanmu saja hyung. Hyung… Gomawo, karna selama ini kau selalu
membuatkan sarapan pagi untukku” tukas Kyuhyun. Membuat Leeteuk semakin
terheran-heran.
“Kyu, jangan bertindak seolah-olah kita
takkan bertemu lagi. Aku akan terus membuatkan sarapan untukmu. Jangan
berkata seperti itu. Aku benci mendengarnya” Leeteuk malah menanggapi
ucapan Kyuhyun dengan nada tak suka. Tapi Kyuhyun hanya tersenyum
menanggapi itu.
*************
6 hari…
5 hari…
4 hari…
3 hari…
2 hari…
Hari
demi hari terus berlalu. Waktu yang tadinya cukup lama kini terasa
semakin mendesak. Tapi Kyuhyun justru semakin tenang. Ia menikmati
hari-harinya dengan tawa dan senyum. Berbeda halnya dengan Leeteuk yang
semakin sedih. Ia tak menyangka bahwa dongsaengnya yang keras kepala itu
justru malah berubah pikiran. Ia tak menyangka, Kyuhyun benar-benar
lebih memilih hancur seperti debu ketimbang hidup besamanya sebagai
manusia.
*Raehyun POV*
2 hari lagi. Aku benar-benar
ingin menjauh darinya. Aku tak ingin menangis lagi. aku tak ingin
melihatnya lagi. Aku tak ingin terlalu sakit bila aku kehilangannya.
Tapi hatiku seperti menolak keinginanku. Hatiku justru ingin sekali
memeluknya, ingin sekali menatap matanya.
Oppa~ aku ingin
kau tetap hidup. Tetaplah berada didekatku. Jangan seperti ini. Cepat
temukan paru-parumu. Apa tidak ada orang yang mau memberikan
paru-parunya untukmu? Kalau begitu apa kau mau menerima paru-paruku? Aku
sungguh tak ingin melihatmu pergi. Biarlah aku yang pergi daripada aku
harus melihatmu pergi.
Aku mencarinya ke seluruh penjuru
rumah ini. tapi hasilnya nihil. Aku hanya melihat Leeteuk oppa yang
sedang tertidur pulas disofa ruang tamu. Aku mencari ke kamarnya tapi
hasilnya nihil. Oppa~ dimana kau sekarang? Apa aku terlambat untuk
menemuimu? Apa aku terlambat menyadari perasaanku padamu? Apa aku
terlalu bodoh? Apa aku terlalu munafik? Oppa~ aku ingin memelukmu. Aku
ingin mendengar suaramu. Aku ingin menatap
wajahmu. Aku ingin menatap bola mata teduhmu itu. Oppa~ kau dimana?
*Raehyun POV end*
*************
Hari terakhir…
*Kyuhyun POV*
Hari
inilah saatnya. Aku sudah menentukan pilihanku. Lebih baik aku melebur
bersama debu dan angin. Apabila aku tetap mempertahankan hidupku,
rasanya aku terlalu egois. Aku sudah menjalani hidupku selama 100 tahun.
100 tahun ternyata waktu yang cukup singkat. Hidup selama 100 tahun
didunia manusia sudah membuatku hidup seperti manusia.
Leeteuk
hyung… Gomawo untuk semuanya. Gomawo untuk semua hal yang telah kau
lakukan padaku selama 100 tahun ini. Gomawo hyung. Kau adalah hyung
terbaikku. Entah berapa banyak hal yang telah kau berikan padaku. Dan
entah berapa banyak hal yang telah kau ajarkan padaku. kau memberiku
pelajaran hidup yang berarti. Kau membuat hidupku berwarna dan penuh
makna. Jeongmal gomawo hyung. Aku menyayangimu, hyung. Dan mianhae,
jeongmal mianhae apabila aku selalu membuatmu kesal.
Aneh.
Langit malam ini sangat indah. Apa langit senang dengan kepergianku?
Mungkin langit sudah bosan melihat wajahku selama 100 tahun. Menyaksikan
aksi-aksi menjijikan yang ku lakukan selama ini. Berpura-pura menjadi
manusia dan membohongi semua orang. Sungguh kurang ajar bila aku memilih
melanjutkan hidupku didunia ini setelah aku membohongi seluruh dunia.
Aku sadar, menghilang bersama debu lebih baik daripada aku harus
berbohong lagi.
“Oppa…” bukankah ini suara Raehyun? Aku
membalikkan badanku. Raehyun berjalan pelan mendekatiku. Matanya
terlihat sembab. Apa dia menangis? Tapi kenapa?
“Raehyun-ah~ gwenchanayo? Kau sakit?” aku langsung mendekapnya. Tubuhnya terasa hangat.
“Bagaimana
bisa dikeadaan seperti ini kau masih mengkhawatirkan aku? Oppa~ kenapa
kau malah memilih melebur? Aku tak ingin melihatmu melebur. Oppa, aku
yakin masih ada waktu. Kau harus menemukan organ terakhirmu. Oppa kau
pasti bisa berubah menjadi manusia. Oppa…” dia memukul-mukul dadaku.
Terisak dan menangis sejadi-jadinya. Aku mempererat dekapanku.
Menenangkannya. Tapi ia justru semakin menangis. Raehyun-ah~ aku ingin
melihatmu tersenyum. Waktuku mungkin hanya tersisa beberapa jam lagi.
“Raehyun-ah~
bisakah kau tersenyum untukku? Aku ingin melihatmu tersenyum. Jangan
membuatku sedih” kulepaskan pelukanku. Ku tangkup wajahnya dengan kedua
tanganku lalu kuhapus air matanya. Ia tersenyum sekilas. Menatap mataku
lurus-lurus seakan-akan tak mengizinkan aku pergi.
“Begini lebih
baik. Raehyun-ah~ aku ingin kau berjanji padaku. Bisakah kau
menepatinya? Bisakah kau berjanji padaku mulai sekarang?” ku genggam
erat bahunya. Dia mengangguk.
“Raehyun-ah~ kau tahu?
Awalnya aku benar-benar berambisi menjadi manusia seutuhnya. Aku iri
dengan manusia. Karna manusia selalu jadi makhluk yang paling mulia
dibanding makhluk lainnya. Tapi sekarang aku sadar, aku terlalu egois.
Aku sudah hidup selama 100 tahun. Tapi aku ingin hidup lebih lama lagi.
Aku terlalu egois apabila aku melanjutkan hidupku. Aku mengambil organ
tubuh manusia agar aku dapat hidup. Sedangkan manusia yang telah kuambil
organ tubuhnya itu merelakan hidupnya demi aku. Itu terlalu egois. Aku
tidak akan melakukan itu lagi. aku takkan egois lagi. 100 tahun sudah
aku tinggal didunia ini. dan selama 100 tahun itulah aku membohongi
dunia. Hidup berbaur dengan manusia. Seakan-akan aku manusia biasa.
Bukankah itu terlalu keji? Apa aku pantas menjadi manusia padahal
sebelumnya aku telah membohongi mereka? Aku takkan melakukan itu lagi
Raehyun-ah~. Dan lebih baik aku hancur menjadi debu” ku tatap matanya.
Ia terus menangis.
“Oppa~ kau tak boleh hancur menjadi
debu! Andwae oppa! andwae! Ini! ambilah paru-paruku. Aku ingin oppa
terus hidup. Aku tak kuat melihat Leeteuk oppa terus termenung seperti
itu. ambil oppa! ambil!” dia menggenggam tanganku sambil
memukul-mukulkannya didadanya.
“Raehyun-ah! Dengarkan aku.
kalau aku menghilang, hanya Leeteuk hyung yang merasa sedih. Takkan ada
yang sedih dengan kepergianku. Tapi kalau kau pergi, eommamu, appamu,
teman-temanmu, semua orang yang mengenalmu pasti akan merasa sedih dan
kehilangan. Lagipula, aku sudah hidup selama 100 tahun. Sedangkan kau?
kau masih muda, masa depanmu masih panjang. Masih banyak yang bisa kau
lakukan. Jangan bodoh Raehyun-ah~. Aku tau kau mencintaiku tapi kau tak
perlu melakukan itu. Jika kau mencintaiku, hiduplah dengan baik,
belajarlah dengan baik, gapai cita-citamu, bahagiakan kedua orang tuamu,
dan jangan pernah menyesali kepergianku. Raehyun-ah~ bisakah kau
melakukan itu untukku?” aku menggenggam kedua tangannya. Dia menatapku
lalu mengangguk.
“Ne, oppa! aku berjanji aku akan hidup
lebih baik demi dirimu. Aku takkan menyesal setelah ini. Kau
mengajarkanku banyak hal. Gomawo oppa. aku mencintaimu” dia memelukku.
Lagi-lagi ia menangis. Kuusap punggungnya dengan lembut. Kuusap
rambutnya dengan lembut.
“Aku juga mencintaimu
Raehyun-ah~. Setelah ini kau harus berjanji padaku. kau harus jadi orang
yang berhasil. Tetap tersenyum dan banggakan kedua orang tuamu.
Arratchi?” aku melepaskan pelukannya. Ia tersenyum.
Kurasa
waktunya telah tiba, semakin lama badanku semakin meringan. Entahlah,
aku tak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Mungkin memang seperti ini
rasanya. Dapat kurasakan genggaman tangan Raehyun semakin erat. Air
matanya terus mengalir.
“Saranghae Raehyun-ah~. Uljima…
bukankah kau sudah berjanji?” shit! Kenapa aku juga menangis? Aigoo, aku
menyuruhnya berhenti menangis tapi aku juga menangis.
*Kyuhyun POV end*
*Raehyun POV*
“Saranghae
Raehyun-ah~. Uljima… bukankah kau sudah berjanji?” bagaimana bisa aku
tak menangis? Oppa~ kenapa tanganmu semakin ringan? Oppa aku takut.
Jangan pergi! Jebal! Ku eratkan genggaman tanganku. Tapi entah kenapa,
semakin kueratkan genggaman tanganku justru rasanya semakin meringan.
Tangan Kyuhyun oppa seakan-akan tak bisa ku genggam lagi.
“Raehyun-ah,
bisakah kau mengatakan hal yang indah padaku untuk terakhir kalinya?
Jebal…” air matanya menetes ditanganku. Sungguh, tangannya seakan tak
dapat kugenggam lagi. aku semakin takut. Benar-benar takut. Aku semakin
terisak saat dia mengatakan itu.
“Oppa saranghae!
Saranghae! Aku mencintaimu, oppa” tangisanku semakin menjadi-jadi saat
aku memang benar-benar tak dapat menggenggam tangannya lagi.
*Raehyun POV end*
*Kyuhyun POV*
Seperti
inikah rasanya hancur? Tubuhku semakin memudar dan meringan. Untuk yang
terakhir kalinya, aku berusaha mencium bibir Raehyun. Tapi lama
kelamaan, aku tak dapat merasakan bibirnya lagi. tubuhku semakin
memudar. Sedikit demi sedikit menghilang, persis seperti debu yang
tertiup angin. Aku pun dapat merasakan seluruh tubuhku mati rasa dan
semakin meringan seperti melayang.
Raehyun-ah~ aku mencintaimu. Jaga dirimu baik-baik. Bahagiakanlah kedua orang tuamu. Tepati janjimu. Arra? Selamat tinggal…
“Saranghaeyo Raehyun-ah~. Selamat tinggal…”
TES.
Air mataku jatuh. Dan kurasa inilah terakhir kalinya aku bisa menangis.
Karna semakin lama tubuhku semakin meringan dan seperti angin.
Leeteuk
hyung… gomawo dan mianhae. Gomawo untuk segalanya hyung. Dan mianhae,
bila aku belum bisa membuatmu bahagia. Mianhae, mungkin selama ini aku
hanya merepotkanmu. Aku menyayangimu hyung. Selamat tinggal…
*Kyuhyun POV end*
Lama
kelamaan tubuh Kyuhyun semakin memudar dan akhirnya menghilang secara
perlahan bersama dengan tiupan angin. Raehyun sudah tak sanggup melihat
Kyuhyun. Ia menangkup wajahnya dengan telapak tangannya. Berusaha
menahan tangisan dan isakannya. Yang terakhir kali, ia dapat mendengar
suara Kyuhyun mengucapkan saranghae dan selamat tinggal.
“Oppa!
Hiks… Hiks… Selamat tinggal oppa. semoga kau tenang disana” ia
menghapus air matanya kasar. Lalu membuka matanya dan ia sudah tak dapat
melihat Kyuhyun lagi dimanapun. Ia mencoba tersenyum walaupun didalam
hatinya ia sangat merasa kehilangan.
*Leeteuk POV*
Heh
bocah! Kau bodoh! Kau pabbo! Kau sudah membuatku menangis! Kau pabbo!
Dulu saat aku menjadi manusia kau begitu senang dan berjanji akan terus
hidup bersamaku sebagai manusia seutuhnya. Kau mengingkari janjimu Cho
Kyuhyun! Aku pasti sangat membencimu sekarang! Kyu-ah~ semoga kau tenang
disana. Kita pasti akan bertemu lagi dimasa yang akan datang. Aku
menyayangimu, Kyu…
END