Sabtu, 24 Mei 2014

My Boyfriend is Vampire [6/?]

Title = My Boyfriend is Vampire
Cast = Cho Kyuhyun, Lee Hyoneul (OC), Lee Donghae, Kim Jongwoon, (and the other cast)
Genre = Romance, fantasy
Length = Chapter
Author = Nabilah Aulia Nst (@nabilah1015)

Disclaimer = Ini FF fantasy pertama gue :3 jadi kalo ceritanya ngawur+gak masuk akal mohon dimaklumi :3 FF ini terinspirasi dari film Twilight trus juga terinspirasi dari komik ‘Kunai Legend’. Tapi alur ceritanya beda kok. Ini alur ceritanya asli dari imajinasi aneh bin ajaib gue –” Oh ya, cast disini cuma milik tuhan, keluarganya dan dirinya sendiri. Tapi Lee Hyoneul itu original karakter hasil imajinasi gue. Fine ! sekali lagi maaf kalo banyak typo(s) nya -_- atau apapun itu. Please don’t copy paste without my permission.

Summary = “Perbedaan tak pernah menghalau kisah kita. Percayalah padaku hanya kaulah satu-satunya orang yang ku cintai dengan segenap jiwa dan ragaku tanpa memperdulikan perbedaan antara kita. Tapi aku berjanji, aku pasti bisa berubah demi dirimu”

Story is begin…
Happy reading, Guys ! ^_^



************
Aku memberanikan diriku masuk ke kamarnya. sebenarnya ini bukan kamar hyoneul. ini kamar yeoja yang bernama Kim Heejin itu. Aku duduk diujung ranjangnya. dia benar-benar mirip dengan yumi. ah, aku tak tega menggigitnya. padahal darahnya begitu harum. aiish! Park Yumi, aku benar-benar merindukanmu. Kau pasti kedinginan. aku menarik selimutnya dan menyelimuti tubuhnya.
*Jongwoon's POV end*                                                                                                                      

*Heejin's POV*
Kenapa aku tidak bisa tidur? aku mengerjapkan mataku. sudah jam 11 malam. tunggu! siapa itu? apa aku bermimpi? sedang apa dia? siapa dia? darimana dia masuk? Hyoneul! apa yang dilakukannya pada hyoneul. AAAAA! Itu pasti hantuuu!!
*Heejin’s POV end*

**************
“Hyoneul! Kajja! Kau berangkat bersamaku saja. Lagipula kantorku dan kampusmu satu arah. Kajja…” ucap Heechul dari mobilnya.

“ah, ne oppa. Gwenchanna. Aku bisa naik bus” ucap hyoneul.

“aiish, kajja! Kalau kau tak mau ikut dengan ku aku akan marah” ancamnya.

“ah, ne baiklah” lalu hyoneul pun masuk ke mobil heechul.

“kau ini. jangan menolakku. Lagipula ongkosnya bisa kau tabung. Oh ya, apa oppa mu ada menelponmu? Dia kemarin menelponku, dia mengirim uang ke rekeningku. Dia bilang itu uang jajan mu selama seminggu ini. nanti aku ambil uangnya” ucapnya.

“ah, ne. donghae oppa belum menelponku. Mungkin dia sedang sibuk” ucap hyoneul singkat.

“ah, ne kau benar. Tadi malam dia juga menelponku di waktu tengah malam. Kurasa kau sudah tidur, jadi dia menelponku” ucapnya lagi.

“ne…” hyoneul mengangguk pelan.

“bagaimana rasanya kuliah di kyunghee? Apa menyenangkan?” tanyanya.

“ah, ne sangat menyenangkan. Fasilitasnya lengkap. Aku suka sekali” ucap hyoneul.

“aku tau kau pasti lelah. Karna kuliah di fakultas kedokteran itu tak mudah. Apa kau benar-benar ingin menjadi dokter?” heechul menoleh pada hyoneul.

“ne, oppa. Aku benar-benar ingin menjadi dokter dan membantu semua orang” uacp hyoneul.

“sungguh mulia keinginanmu” heechul mengusap kepala hyoneul. Hyoneul merapikan kembali rambutnya karna sedikit berantakan akibat usapan tangan heechul.

Heechul menghenttikan mobilnya tepat digerbang kampus hyoneul. Hyoneul pun pamit pada heechul dan berterima kasih.

“gomawo oppa. Hati-hati ne” ucap hyoneul sambil melambaikan tangannya pada heechul.

“ne. belajar yang rajin” ucap heechul dari balik kaca mobilnya. Ia menutup kaca mobilnya dan segera pergi.
Hyoneul segera menuju kelasnya. Tapi saat tiba dikelas dia juga tak melihat kyuhyun. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ada panggilan masuk.

“kyuhyun!” ucap hyoneul saat melihat ponselnya. ia pun segera mengangkat telpon itu.

“yeobbosseo? Chagi-ah…” ucap hyoneul.

“hyoneul-ah… uhuk..uhuk.. eodisseo?” suara kyuhyun terdengar mengerikan. Seperti orang yang sedang batuk parah. Hyoneul yang mendengar itu langsung kaget dan khawatir.

“gwenchannayo? Aku dikampus. Kau dimana? Dirumah?” hyoneul benar-benar khawatir.

“ne, gwenchanna. Aku dirumah. Apa kau masih marah padaku?” suaranya sedikit gusar.

“ne? bagaimana bisa aku marah padamu. Aku tak bisa marah padamu. Aku akan ke rumahmu sekarang” ucap hyoneul.

“anni! Jangan! Jebal! Kau jangan ke sini..” ucapnya.

“wae? Kau sakit! Aku benar-benar mengkhawatirkanmu! Aku akan ke rumahmu” sentak hyoneul.

“andwae! Andwae chagi-ah… jeongmal gwenchanna. Aku sedang dalam masa transformasi. Jadi aku tak di izinkan untuk bertemu dengan manusia” ucapnya.

“aiish. Tapi kau sedang sakit. Bagaimana bisa aku mengacuhkanmu” ucap hyoneul semakin khawatir.

“gwenchanna. Aku hanya ingin minta maaf padamu soal kejadian waktu itu” ucapnya.

“aku sudah memaafkanmu. Aku mengerti kau adalah seorang vampire. Jadi aku memaklumi itu” ucap hyoneul.

“yak! Chagi. Jangan kuat-kuat bilang vampirenya! Nanti ada yang mendengarnya!” sentak kyuhyun.

“oh ne!” hyoneul langsung menutup mulutnya.

“kau yakin kau baik-baik saja? Suaramu terdengar mengerikan” ucap hyoneul.

“ne gwenchanna. Hyoneul-ah… bogoshipeoyo…” ucapnya pelan.

“nado bogoshipeoyo, kyuhyun-ah… cepatlah sembuh. Berapa lama masa tranformasi mu itu?”

“kurang lebih 1 bulan. Aku sudah mengirim surat izin kepada pihak kampus. Mianhae, seminggu ini aku tak bisa berada disisimu” ucapnya lemas.

“ah, ne. gwenchanna. Jangan khawatir. Aku bisa jaga diriku baik-baik” ucap hyoneul

“aku tau kau sendirian dirumah. Dan tadi malam kau tidur dengan tetanggamu kan? Kim heejin namanya” ucapnya

“ne. aku takut tidur sendiri”

“apa jongwoon masih mengganggu mu? Aiish! Vampire itu benar-benar!”

“kau jangan khawatir aku bisa jaga diriku baik-baik”

“aku ingin memelukmu…” ucapnya manja.

“nado. Aku rindu dengan sikap manjamu itu” hyoneul tersenyum.

“hehe, aku tau aku ini memang selalu dirindukan” ucapnya

“jangan kepedean! Oh, chagi-ah.. seonsaengnim sudah masuk ke kelas. Aku tutup ne” ucap hyoneul

“ah ne. fighting chagi! Mmuuuaaah! Hehe” kyuhyun tertawa kecil dari sebrang sana.

“pake cium-cium segala. I love you” ucap hyoneul pelan.

“love you too…” lalu hyoneul menutup telponnya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar singkat. Ada pesan masuk.

From : Kyuhyun
Fighting, chagi-ah… I LOVE YOU ! Jaga dirimu baik-baik ne…

Hyoneul tersenyum membaca pesan itu. Dia pun mengeluarkan bukunya dan segera fokus ke pelajaran. Setidaknya rasa rindunya pada kyuhyun sedikit terobati.

************
bel istirahat berbunyi nyaring. Hyoneul pun segera keluar dari kelasnya untuk mencari udara segar. Dia duduk dibangku didepan kelasnya. Tiba-tiba ponselnya berdering. Sebuah panggilan video call. Dan itu dari kyuhyun. Hyoneul pun langsung mengangkatnya. Terlihat kyuhyun sedang tersenyum pada hyoneul.

“chagi! Aaaa! Aku merindukanmu…” ucapnya dengan ekspresi yang cukup lucu.

“hahaha! Hentikan itu. Kau membuatku malu” ucap hyoneul.

“yak! Chagi-ah, kau semakin yeoppo ne. ahaha… coba saja aku bisa mencubit pipimu” ucapnya.

“haha, kau ini. gwenchannayo? Bibirmu terluka” ucap hyoneul saat melihat ada setitik darah dibibir bawah 
 kyuhyun.

“ah gwenchanna. Memang seperti ini kalo sedang dalam masa transformasi. Aku akan kehilangan banyak darah” ucapnya sambil mengelap bibir bawahnya yang terluka.

“kau pucat sekali. Apa kau sudah makan?” tanya hyoneul.

“ne, sudah. Arrggh…” tiba-tiba kyuhyun merasa kesakitan. Dia memegang lehernya.

“chagi-ah gwenchannayo? Chagi!” hyoneul khawatir saat melihat kyuhyun terus kesakitan sambil memegangi lehernya.

“ah, gwenchanna” ucapnya pelan. Dia mencoba menenagkan dirinya.

"aiish, kau kenapa? Jangan buat aku mati penasaran disini” ucap hyoneul.

“aku baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir. Justru aku sangat khawatir padamu” ucapnya.

“jangan khawatirkan aku. Kau hanya perlu menjaga dirimu. Aku tak perlu dikhawatirkan” ucap hyoneul.

Tiba-tiba panggilannya terputus. Hyoneul langsung panik. Berulang kali ia menyambungkan video call lagi tapi tak ada respon. Dia mencoba menelpon kyuhyun tapi tak ada jawaban.

“ayo angkat! Jangan begini. Jebal” hyoneul mondar-mandir sambil terus berusaha menelpon kyuhyun.

“apa kau mengkhawatirkannya?” tiba-tiba seseorang menyapanya.

“omo! Kau membuatku kaget. Astaga” hyoneul menghela nafas.

“haha.. mianhae kalau aku membuatmu kaget. Dia baik-baik saja. Hanya dalam masa transformasi. Dan dilarang bertemu dengan manusia” ucap namja itu.

“kau tau tentangnya, jongwoon-ssi?” tanya hyoneul heran.

“ne, tentu. Aku bisa tahu hal itu” ucapnya santai. Dia meneguk sekaleng soda yang ada ditangannya.

“kenapa saat masa transformasi vampire dilarang bertemu dengan manusia?” tanya hyoneul.

“yak! Kalau bicara vampire sebaiknya jangan disini. Kajja, kita cari tempat lain” ucanya. Dia merangkul hyoneul menuju taman.

“jawab aku! Kau belum jawab aku!” sentak hyoneul saat mereka tiba ditaman.

“itu karna, emosinya sedang meluap-luap. Kalau dia mencium darah manusia, dia tak bisa mengintrol nafsunya sendiri. Makanya itu dia cukup berbahaya” ucap jongwoon.

“jadi dia menahan lapar?” tanya hyoneul.

“ne. saat masa transformasi, vampire dilarang untuk minum darah dan diminta untuk menahan hawa nafsu. Kalau ia melanggar itu, usahanya akan gagal” ujarnya.

“itu berarti sama saja dengan menggagalkan misi sendiri. Kalau ingin menjadi manusia, seorang vampire harus membiasakan diri untuk menahan hawa nafsunya” tambahnya lagi.

Hyoneul menganggukkan kepalannya. Kehidupan vampire terlalu kejam dan mencekam. Pasti itu sangat menyakitkan.

“saat dalam masa transformasi, badan akan terasa panas, apalagi pada bagian leher. Kepala terasa pusing dan kulit akan terlihat sangat pucat” ucapnya.

“oh, ne. arraseo” ucap hyoneul. Tadi kyuhyun juga merasa sakit pada lehernya. Suaranya juga terdengar serak.

“kyuhyun itu vampire yang kuat. Aku salut dengannya. Dia bisa menjaga hawa nafsunya dengan baik” ucapnya lagi.

“kau tak perlu mengkhawatirkannya. Ia baik-baik saja. Ia hanya kehilangan kekuatannya” ucap jongwoon.

“mwo? Kehilangan kekuatan? Itu berarti…” hyoneul berpikir sejenak.

“ne, dia tak bisa membaca pikiran orang lain, tak bisa berlari cepat” ucapnya.

Hyoneul mengangguk lagi. Kali ini dia benar-benar mengerti.

*jongwoon’s POV*
Dia menganggukkan kepalanya. Aku tau dia pasti sangat khawatir pada namjachingunya itu. Aku dapat membaca apa yang sedang dipikirkannya. Sejak dari tadi dia terus menanyakan, apa kyuhyun baik-baik saja? Hanya pertanyaan itu yang ada dalam pikirannya.

Aku merasa seperti kembali ke masa laluku bersama park yumi. Yumi yang dingin, penyendiri, dan polos. Dia benar-benar mirip dengan yumi. Entah kenapa, sekarang aku merasa tak tega untuk menggigitnya. Padahal misi awalku adalah mendapatkan darahnya. Aiish! Aku sungguh tak tega. Dia terlalu lembut. Aku mulai menyayanginya. Tapi aku sadar, dia telah menjadi milik bocah itu. Aku terlambat. Kalau dia bukan milik kyuhyun, aku pasti sudah merubahnya menjadi vampire agar dia bisa hidup bersama denganku. Dia sibuk dengan ponselnya. tiba-tiba ponselnya bergetar. Ada pesan masuk. Dia membukanya. Ya, itu dari donghae. Oppanya yang sadis itu. Dia berhasil membuat lengan kiriku berbekas karna sayatan pisau tajamnya itu. Bahkan bekas dilenganku ini tak kunjung menghilang. Kurasa ini permanen.

Kulihat hyoneul mengetik diponselnya itu, meyakinkan pada oppanya kalau dia baik-baik saja. Jantungnya berdebar keras. Aku dapat mendengarnya dengan jelas. Dia masih takut denganku. Kenapa kau harus takut padaku? rasanya sakit sekali melihatmu takut padaku. ya, dulu yumi juga seperti ini saat pertama kali bertemu denganku. Dia terus menghindar. Tapi pada akhirnya dia menyukaiku. Huh… aku benar-benar mengingat hal itu.

Dia diam seribu kata. Hanya menatap pemandangan sekitar. Jantungnya masih berdegup kencang.

“jangan takut… aku takkan macam-macam padamu” ucapku. Aku tak tahan mendengar detak jantungnya itu.

Dia menoleh ke arahku. Aku tersenyum padanya.

“hyoneul-ah, apa kau suka bunga?” tanyaku. Aku hanya ingin memastikan siapa tahu dia juga suka bunga sama seperti yumi.

“ne. suka sekali. Makanya aku sering datang kemari untuk melihat bunga-bunga yang ada disini” ucapnya datar.

“kau suka bunga ini?” aku menjentikkan jariku dan memberinya seikat bunga tulip warna-warni. Dia tersenyum. Haha… aku bisa baca pikirannya! Ini bunga favoritnya.

“wah, aku suka sekali” dia mengambil bunga itu dari tanganku. Dia terlihat sangat senang. Dapat kulihat senyumnya. Ah, dia cantik sekali saat tersenyum.

“aku tau itu bunga favoritmu” ucapku.

“darimana kau tau?” tanyanya.

“haha, aku bisa baca pikiranmu. Jangan tanyakan bunga itu datang darimana. Aku mengambilnya dari sini” aku memegang dadaku. Dia diam. Aku tau dia benar-benar kaget saat aku memberikan bunga itu. Dan terus bertanya, darimana datangnya bunga itu?

“maksudnya?” dia menoleh kearahku. Aku tersenyum padanya.

“bunga itu dari hatiku. Kau tak perlu tanyakan dari mana datangnya bunga itu” ucapku.
*jongwoon’s POV end*

*hyoneul’s POV*
Dia seperti pesulap saja. Hanya menjentikkan jari langsung muncul bunga ditangannya. Aiish! Aku benar-benar bingung. Bagaimana caranya? Dia tersenyum padaku.

“aku tau kau suka bunga tulip,kau suka minum soda, kau suka taman, kau suka jus jeruk” ucapnya tiba-tiba. Aigoo, orang ini benar-benar!

“aku tau pasti setelah ini kau mau ke perpustakaan, lalu meminjam beberapa buku” ucapnya lagi.

“berhenti membaca pikiranku” ucapku. Aku benar-benar kesal.

“jangan marah. Nah, minum dulu” ucapnya sambil menyodorkan sekaleng soda padaku. astaga, darimana datangnya soda itu?

“sudah ku bilang, soda ini datang dari hatiku. Nah” ucapnya. dia bisa dengar aku. Aku bangkit dari tempat 
 dudukku. Tapi dia menghalangiku. Lalu dia menutup mataku.

“lepaskan!” aku terus berusaha menjauhkan tangannya dari kedua mataku.

“tenang, aku hanya ingin mengajakmu ke suatu tempat” ucapnya.

Lalu dia membuka mataku. Waaahh… aku mengerjapkan mataku. Tiba-tiba saja sekarang aku sedang berada di sebuah taman bunga yang indah. Semuanya penuh dengan bunga tulip berwarna-warni. Aku senang sekali.

“aku akan mengajakmu ke tempat-tempat indah. Ini salah satunya. Kau suka?” tanyanya padaku. aku mengangguk pelan. Lalu dia tersenyum padaku.

“kau mau kemana lagi? Aku bisa membawamu kemanapun” ujarnya. Dia menjentikkan jarinya, lalu menyelipkan sekuntum bunga di telingaku.

“kau cantik sekali” ucapnya. aku hanya terdiam. Dia merangkulku.

“hyoneul-sii… maukah kau menemaniku menuju masa laluku? Aku benar-benar merindukan yumi. Maukah kau menemaniku berjalan-jalan? jebal…” ucapnya tiba-tiba. Dia berlutut didepanku.

To Be Continue…

My Boyfriend is Vampire [5/?]

Title = My Boyfriend is Vampire
Cast = Cho Kyuhyun, Lee Hyoneul (OC), Lee Donghae, Kim Jongwoon
Genre = Romance, fantasy
Length = Chapter
Author = Nabilah Aulia Nst (@nabilah1015)

Disclaimer = Ini FF fantasy pertama gue :3 jadi kalo ceritanya ngawur+gak masuk akal mohon dimaklumi :3 FF ini terinspirasi dari film Twilight trus juga terinspirasi dari komik ‘Kunai Legend’. Tapi alur ceritanya beda kok. Ini alur ceritanya asli dari imajinasi aneh bin ajaib gue –” Oh ya, cast disini cuma milik tuhan, keluarganya dan dirinya sendiri. Tapi Lee Hyoneul itu original karakter hasil imajinasi gue. Fine ! sekali lagi maaf kalo banyak typo(s) nya -_- atau apapun itu. Please don’t copy paste without my permission.

Summary = “Perbedaan tak pernah menghalau kisah kita. Percayalah padaku hanya kaulah satu-satunya orang yang ku cintai dengan segenap jiwa dan ragaku tanpa memperdulikan perbedaan antara kita. Tapi aku berjanji, aku pasti bisa berubah demi dirimu”

Story is begin…
Happy reading, Guys ! ^_^

***********
*Kyuhyun’s POV*
Aku baru saja ingin melangkahkan kakiku ke sepeda motorku. Tapi tiba-tiba tenggorokanku terasa panas. Rasanya seperti terbakar. Bahkan sekarang tubuhku terasa panas. Ada apa ini? apa aku akan kehilangan taringku lagi? Arrgh.. panas sekali. Sakit… aku bahkan tak mampu untuk berdiri. Mataku mulai perih. Ada apa ini? arrgh… rasanya seperti terbakar…

Akhirnya ku urungkan niatku untuk pergi ke kampus. Aku berjalan dengan lemas ke kamarku. Jendela kamarku terbuka lebar dan cahaya matahari masuk ke kamarku tanpa hambatan. Aku duduk diatas kasurku. Dan betapa terkejutnya aku saat aku melihat tubuhku begitu bersinar bila terkena sinar matahari. Ada apa denganku? Apa aku sedang dalam masa transformasi? Apa aku akan berubah menjadi manusia? Pikiranku terus bertanya-tanya. Tapi rasa sakit itu tak kunjung membaik. Malah semakin sakit. Aku meringkuk diatas kasurku. Aarrggh… ini benar-benar sangat sakit. Bahkan sakit sekali. Rasanya aku ingin menceburkan diriku ke dalam air es agar panasnya menghilang. Rasa sakit ini sama persis seperti apa yang kurasakan saat aku kehilangan cakarku. Pertanda apa ini?
*Kyuhyun’s POV end*

*Author’s POV*
Bel masuk berbunyi nyaring. Seluruh mahasiswa segera masuk ke kelasnya masing-masing. Hyoneul hanya duduk termenung dibangkunya. Ia sebenarnya mulai merasa khawatir dengan kyuhyun. Beberapa saat kemudian dosen masuk dan memulai pelajaran hari ini.

Berjam-jam telah berlalu, tapi kyuhyun tak juga datang. Hyoneul sudah tak konsen lagi ke pelajaran. Pikirannya hanya tertuju pada kyuhyun. Apa yang sedang dilakukannya? Kenapa dia tak masuk? Kemana dia? Pertanyaan itu sejak dari tadi terbesit dibenak Hyoneul.
*Author’s POV end*

*Hyoneul’s POV*
Sudah istirahat. Dia benar-benar tak datang. Aku hanya terduduk lemas dibangkuku. Tak ada yang ingin kulakukan. Aku mencoba mendengar percakapan  ketiga temanku yang masih berada dikelas. Sepertinya mereka membicarakan kyuhyun.

“kyuhyun kenapa tidak masuk? Aku merindukan wajah tampannya itu..” ucap salah satu temanku yang duduk didekat jendela.

“ne. apa karna kemarin? Apa karna pertengkaran itu?” temannya menyambung pembicaraan. Tunggu! Pertengkaran apa? Pertengkaran dengan jongwoon kah? Aku terus mendengarkan mereka.

“ne, mungkin saja. Tapi kurasa, namja yang bertengkar dengannya kemarin bukan namja biasa. Ah… namja itu juga tampan” ucap yang satunya lagi.

“ne. kau benar. Namja itu tak kalah tampan. Sorot matanya begitu serius. Dia type namja yang sexy! Aaah! Aku bisa gila”

Aku mulai gila mendengar ucapan mereka. Mereka bilang jongwoon tampan? Apanya yang tampan. Dia begitu mengerikan. Tiba-tiba seorang temanku yang bernama Josung masuk dan menghampiriku.

“Hyoneul. Ada seorang  namja yang ingin bertemu denganmu. Dia mahasiswa dari fakultas ekonomi. Dan dia sekarang berada diperpustakaan. Kau bisa menemuinya. Ia sedang menunggumu” ucapnya rada berbisik.

“mwo? Siapa namanya? Aku tak pernah kenal dengan mahasiswa fakultas ekonomi” ucapku datar.

“ayolah hyoneul. Aku temani kau ke perpus. Kajja” josung menarik tanganku tapi aku menahannya.

“ne, baiklah kalau kau tak mau. Aku akan suruh dia kemari” ucap josung lalu pergi keluar kelas.

“hyaa! Josung-ah! Josung! Yaaak!” aku berteriak memanggilnya. Tapi dia tak memperdulikan teriakanku. Siapa namja yang dimaksud Josung? Aiish anak itu menyebalkan.
*Hyoneul’s POV end*

*Author’s POV*
Josung pun pergi meninggalkan hyoneul. Ia segera pergi ke perpustakaan kampus.

“dia tak mau kesini. Kau saja yang menemuinya. Dia dikelas. Kelasnya berada didekat laboratorium ilmiah” ucap josung pada seorang namja.

“oh, ne. baiklah. Gomawo ne, josung-ssi” ucap namja itu sambil menepuk pundak josung. Lalu dia segera pergi meninggalkan perpustakaan.

*************
“permisi, benarkah ini kelas Lee Hyoneul?” ucap seorang namja bertubuh tinggi saat ia tiba di kelas Hyoneul. Tapi orang yang ia cari tidak terlihat.

“ne. benar. Wae?” seorang yeoja berkacamata menghampirinya.

“aku ada perlu dengannya. Apa kau tau dia pergi kemana?” tanyanya lagi

“oh, biasanya Hyoneul pergi ke taman. Coba kau pergi ke taman. Sepertinya dia sedang berada disana” ucap yeoja berkacamata itu.

“ah, ne. baiklah. Gamshahamnida” namja itu membungkukkan badannya lalu pergi ke taman.

“bukankan itu namja yang kemarin? Kenapa dia datang kesini?” seorang yeoja berbisik-bisik pada temannya saat namja itu lewat didepannya.

Namja itu berjalan ke taman. Berharap orang yang dia cari ada disana. Dan saat tiba ditaman, ia menghela nafas lega karna orang yang dicarinya berada disitu.

“annyeong..” ucap namja itu. Hyoneul kaget saat seseorang menyapanya.

“kau! Sedang apa kau!” teriak hyoneul.

“ssstt… jangan begitu. Aku kesini hanya ingin melihatmu” ucap namja itu.

“enyah kau!” ucap hyoneul.

“kau kesepiankan? Jadi aku datang kesini untuk menemanimu” ucap namja itu lagi.

“cih! aku takkan mau dekat-dekat dengan vampire mengerikan sepertimu!” ucap Hyoneul lalu dia beranjak dari tempat duduknya. Tapi namja itu menarik tangannya.

“haha.. kenapa kau bersikap seperti ini padaku? oh ya, kemana namjachingumu itu? Ah, aku tau. Dia sekarang sedang meringis kesakitan dirumahnya. Kurasa sebentar lagi dia akan mati” ucap namja itu.

“apa katamu? Lepaskan! Mau apa kau datang kesini!” hyoneul berusaha melepaskan tangannya dari genggaman namja itu.

“ayo duduk. Oh, ya. Sekarang aku resmi menjadi mahasiswa kampus ini. jadi aku bisa menemuimu setiap hari” ucapnya dengan tatapan tajam. Namja itu menarik hyoneul. Dan hyoneul akhirnya duduk kembali ditempatnya semula.

“kenapa kau selalu menggangguku?” tanya hyoneul.

“karena kau takdirku. Aku takkan melepaskanmu. Apalagi jatuh dipelukan namja lain. Makanya aku sangat membenci namjachingumu itu. Dia merebutmu dariku. Jebal. Jangan tinggalkan aku lagi…” namja itu memeluk hyoneul.

“aaaa! Awas kau! Apa maksudmu? Aku takdirmu? Awas kau! Jangan sentuh aku!” hyoneul memberontak.

“kau tau? Kau itu takdirku. Tapi kenapa kau seperti ini? aku mencintaimu…” ucap namja itu. Ia tertunduk.

“apa maksudmu jongwoon-ssi? Aku benar-benar tak mengerti” ucap hyoneul.

“kau benar-benar mirip dengan kekasihku dimasa lalu. Aku tak menyangka saat pertama kali melihatmu. Kupikir kekasihku hidup kembali. Tapi ternyata kau dimensi yang lain dari dirinya. Kau benar-benar mirip dengannya. Aku benar-benar merindukanmu” ucapnya lirih. Dia meneteskan air matanya.
*Author’s POV end*

*Hyoneul’s POV*
Apa maksudnya? Aku mirip dengan kekasihnya? Dia menangis? Dia kenapa? Kenapa tiba-tiba berubah?

“dulu aku punya seorang kekasih yang sangat kucintai. Namanya Park YuMi. Walau kami berbeda, tapi aku sangat mencintainya. Aku seorang vampire. Sedangkan ia hanya manusia biasa. Tapi dia juga begitu mencintaiku. Tapi suatu malam dia baru pulang dari Osaka. Dia pulang tengah malam dan sendirian. Dia menyetir mobilnya sendirian. Malam itu hujan turun sangat deras. Dan dia benar-benar lelah. Ia hilang kendali. Lalu mobilnya menabrak sebuah pohon dipinggir jalan dan ia tewas seketika. Aku benar-benar sedih. Aku tak dapat mengelakkan takdir. Aku hanya bisa menangis melihatnya sudah tak bernyawa lagi. Sebenarnya aku ingin menghisap darahnya dan merubahnya menjadi vampire agar dia bisa hidup kekal bersamaku. Tapi dia menolaknya. Dia bilang dia belum siap bila menjadi vampire. Dan aku mengerti akan hal itu. Banyak yang harus ia pikirkan. Dia harus memikirkan perasaan kedua orang tuanya dan juga saudara-saudaranya. Aku begitu sedih kehilangannya. 100 tahun aku hidup sendirian tanpanya. Sampai saat ini akhirnya aku menemukannya kembali. Walau sebenarnya bukan dia. Tapi setidaknya dia berada dalam dimensi yang lain. Dan kaulah yeoja yang mengingatkanku padanya…” ujarnya. Ia menceritakan kekasihnya. Ia terus menangis. Sesekali ia menatapku.  Aku tak menyangka. Jadi inilah alasan kenapa ia selalu mengikutiku. Ternyata aku mirip dengan kekasihnya dimasa lalu.

“bisakah aku menatapmu sekali saja. Aku ingin menatap wajahmu lebih jelas. Aku benar-benar merindukan kekasihku. Izinkan aku menatap wajahmu” ucapnya. aku menoleh ke arahnya. Dia menatapku dengan sendu. Air matanya jatuh dipipinya saat menatapku. Sepertinya dia benar-benar sedih.

“kau benar-benar mirip dengannya. Mata, hidung, bibir, dagu, pipi, semuanya sangat mirip. Awalnya kupikir Park YuMi hidup kembali. Ternyata bukan. Kau bukan Park YuMi. Tapi gomawo. Kau telah muncul dihadapanku. Setidaknya rasa rinduku pada Yumi bisa sedikit terobati” ucapnya lagi. Aku menunduk.

“aku benar-benar merindukannya. Aku ingin pergi menyusulnya. Tapi aku tak bisa. Aku mencoba bunuh diri. Tapi tetap saja tak bisa. Aku kekal. Aku benar-benar sedih. Aku terus menangis dipemakamannya. Aku pikir aku bermimpi. Karna orang yang sangat kucintai telah tiada. Tapi ini nyata. Aku benci takdir. Takdir menghancurkan segalanya. Park yumi… aku merindukanmu” dia menangis. Kali ini tangis nya pecah. Dia menunduk. Aku tak tahan melihatnya menangis. Akhirnya aku memberanikan diriku untuk menyentuh tangan dinginnya. Berharap ia akan berhenti menangis. Aku megusap pelan tangan kanannya. Dia menoleh kearahku.

“aku tau kau sudah menjadi milik kyuhyun. Hatiku sakit saat melihatmu begitu takut padaku. apa aku benar-benar mengerikan? Aku hanya ingin melihat yumi ku kembali. Tapi aku sadar, kalau kau bukanlah yumi. Bahkan aku rela megikutimu kemanapun. Bahkan aku rela mendaftar ke kampus ini agar aku dapat melihatmu. Kau park yumi ku dimasa depan. Mianhae, kalau aku membuatmu takut. Aku tak bermaksud menakutimu” dia menggenggam tanganku. Tangannya dingin sekali.

“seharusnya aku tak muncul dihadapanmu agar kau tak sedih lagi” ucapku.

“takdir telah menentukan semuanya. Aku juga tak menyangka kalau takdirku seperti ini. aku tak menyangka akan menemukan yumi lagi. Semua karna takdir. Aku tak dapat membaca dan menebak takdir. Tapi garis takdir talah menggambarkan semuanya. Sebenarnya aku lelah hidup didunia ini. aku ingin istirahat. Tapi aku tak bisa mengelakkan takdirku sebagai seorang vampire yang hidup kekal. Aku telah berubah menjadi vampire dari 400 tahun yang lalu. Pada saat itu aku juga manusia biasa sepertimu. Tapi seorang vampire datang menggigitku. Aku tak dapat mengelak. Dan akhirnya dia merubahku menjadi vampire. Aku tak mengerti kenapa dia tak membunuhku saja. Justru aku sangat menderita menjadi seperti ini dan menjalani takdir seperti ini. aku lelah. Tapi aku hanya bisa menjalani semuanya. Aku ingin menyusul orang tuaku. Aku ingin menyusul yumi ku. Tapi semua percuma. Berbagai cara telah kulakukan untuk mengakhiri hidupku. Tapi tak pernah berhasil” ujarnya.

“Kyuhyun itu vampire alami. Dia memang terlahir sebagai vampire. Dan dia bisa berubah jadi manusia jika ia 
 menginginkan itu. Jika aku bisa menjadi manusia, aku akan merubah diriku menjadi manusia dan bunuh diri agar aku bisa menyusul yumi ku. Tapi semua percuma. Berbagai ramuan sudah ku minum agar aku bisa kembali lagi menjadi manusia. Tapi ternyata aku tak bisa. Kyuhyun itu manusia setengah vampire. Didalam tubuhnya mengalir setengah darah vampire dan darah manusia. Dan dia sungguh beruntung” ujarnya.

Oh, aku mengerti sekarang. Lama-lama aku bisa menjadi gila. Aku tak pernah menyangka ternyata ada cerita seperti ini. aku juga tak menyangka kalau aku akan bertemu dengan vampire. Tapi, itulah takdir. Tuhan telah menggambarkan semuanya dalam garis takdir.

“ah, mianhae hyoneul-ah… aku jadi bercerita panjang lebar” ucap jongwoon. Dia menghapus air matanya.

“ah, ne. gwenchanna. Nan arraseo. Aku tau kau pasti sedih sekali kehilangan kekasihmu. Pasti kau sangat lelah menjalani semua ini” ucapku.

“ne. bahkan sangat lelah. Ah, sebentar lagi masuk kan? Pergilah.. gomawo kau mau mendengarku” ucapnya. dia tersenyum manis padaku. aku pun segera meninggalkannya.

*************
*Kyuhyun’s POV*
Kenapa masih sakit? Aku tak tahan. Bagaimana dengan hyoneul? Kenapa aku tak bisa mengatahui keberadaanya? Biasanya mudah sekali untuk mencium darahnya. Kenapa aku tak bisa mencium darahnya sekarang? Pasti kekuatanku melemah. Aku bahkan tak bisa pergi kemanapun. Aku tak bisa menggunakan kekuatanku. Apa perlu aku telpon appa? Ah, tidak. Aku yakin nanti malam pasti keadaanku membaik. Tapi, apa hyoneul masih marah padaku?
*Kyuhyun’s POV end*

*Hyoneul’s POV*
Aku pulang ke rumahku. Hari ini aku terpaksa naik bis untuk pulang ke rumah. Ya, aku sendirian lagi. Huh, menyebalkan.  Saat aku sampai didepan rumah, tiba- tiba seseorang datang menghampiriku.

“Hyoneul-ah!” aku menoleh kebelakang. Dan kulihat heejin eonni sedang berjalan ke arahku.

“eon, wae?” tanyaku.

“aku ingin memberikan ini pada oppa mu. Apa dia dirumah?” tanyanya padaku. dia menyodorkan map.

“oppa pergi ke Beijing. Memangnya apa itu? Apa sangat penting?” tanyaku. Dia berjalan mendekatiku.

“oh, oppa muu pergi lagi. Anni, ini tidak terlalu penting. Jadi kau sendirian lagi?” tanyanya.

“ne. aku sendirian, eon. Aku sungguh menyedihkan” ucapku manyun

“haha… don’t worry! Kau bisa tidur bersama eon. Berapa lama oppa mu di Beijing?” tanyanya lagi.

“seminggu” ucapku datar tanpa ekspresi.

“wah, kalau gitu selama seminggu kau tidur dirumah eon saja. Eon sedang kesepian” ucapnya girang.

“apa tidak merepotkan?” aku ragu. Aku rasa lebih baik aku tidur dirumah daripada harus merepotkan orang lain.

“gwenchanna. Santai… lagipula eon senang kalau kau tidur dirumah eon” dia merangkulku hangat. Aku hanya mengangguk pelan.

“ya sudah. Cepat ganti baju mu. Lalu makan. Oh ya.. makan dirumah eon saja. Pasti kau belum makan kan?” tanyanya.

“eh, anni eon. Aku makan di cafĂ© itu saja. Aku tak mau merepotkanmu” ucapku.

“ah, jangan begitu. Daripada makan diluar, mending uangnya kau simpan. Jangan malu-malu. Kau sama sekali tak merepotkan” ucapnya.

“ah, ne baiklah. Nanti aku ke rumah eon. Tapi aku ganti baju dulu ne” ucapku. Dia mengangguk dan tersenyum padaku. lalu ia pulang ke rumahnya.

Heejin eonni benar-benar baik. Aku beruntung punya tetangga sepertinya. Aku segera mengganti bajuku. Lalu aku langsung pergi ke rumah heejin eonni.

Aku menekan bel rumahnya. Lalu seseorang membukakan pintunya. Dan ternyata yang membukakan pintunya adalah Heechul oppa –dongsaengnya heejin eonni-.

“annyeong oppa” sapaku ramah pada heechul oppa.

“ah, hyoneul. Sudah lama tak melihatmu. Kau semakin tinggi saja” ucapnya. dia mengusap rambutku pelan.

“hehe, masa sih? Apa heejin eon dirumah?” tanyaku

“ne, dia didalam. Masuklah.” Dia mempersilahkan aku masuk. Lalu tak lama heejin eon pun datang.

“hyoneul. Kajja makan!” ucapnya. dia menarik tanganku dan membawaku ke ruang makan.

Dia menyiapkan sepiring nasi untukku. Lalu dia mengeluarkan semua makanannya. Aku merasa malu sekarang. Hehe… tapi aku sudah biasa makan dan tidur disini. Heejin eon sudah kuanggap sebagai eonni ku sendiri.

“makanlah. Jangan malu-malu” ucapnya.

“ne, eon” ucapku malu-malu.

“oppa mu kemana?” ucap heechul oppa.

“oh, oppa sedang pergi ke Beijing. Dia akan pergi seminggu ini” ucapku.

“mwo? Aigoo.. oppa mu itu benar-benar sibuk. Aku bahkan sudah 1 bulan tak berjumpa dengannya” ucapnya.

“maklumlah.. donghae itu benar-benar sibuk” ucap heejin eonni.

“oppaku itu benar-benar sibuk sampai-sampai dia tega meninggalkan ku sendirian dirumah” ucapku.

“haha… kalau kau sendirian dirumah, kau kan bisa tidur disini. Lagipula noona masih punya satu tempat tidur kosong untuk kau tidur. Ya kan noona?” ucapnya sambil menoleh ke heejin eon yang sedang sibuk dengan daging panggang nya.

“ne. malam ini kau bisa tidur disini bersamaku” ucap heejin eonni.

“aku juga bisa mengantarmu ke kampus tiap pagi. Sekalian pergi kerja” ucap heechul oppa.

“ah, ne oppa” ucapku.

************
“hyaa, apa kau sudah punya namjachingu” heejin eon tiba-tiba bertanya padaku.

“eh, wae? Kenapa eon tiba-tiba menanyakan itu?” aku terus menatap laptopku. Ada tugas yang harus ku selesaikan. Dan ini sudah pukul 9 malam jadi aku harus menyiapkannya.

“aku hanya ingin tau. Pasti kau sudah punya namjachingu kan?” tanyanya lagi.

“hehe, ne sudah” ucapku malu-malu.

“hahaha… dongsaeng eon sudah punya namjachingu sekarang. Siapa namanya? Apa dia tampan?” tanyanya lagi. Sepertinya dia penasaran sekali.

“pokoknya dia namja terbaik” ucapku singkat.

“yak, apa salahnya kalau kau beri tau aku tentangnya” ucapnya.

“haha, nanti aku kenalkan dia padamu. Aku harus fokus pada tugasku ini” ucapku.

“aiish.. kau ini. apa dia ada menelponmu?” dia mengambil ponselku dan melihat isi ponselku.

“aiish, eon kembalikan” aku berusaha meraih ponselku darinya. Tapi dia tak memberikannya padaku.

“apa kodenya? Kenapa ponsel harus pakai kode? Aiish… beri tau aku apa kodenya” ucapnya.

“hahaha…. Shireo!” haha. Ponselku memang terkunci. Dia berusaha membukanya. Tapi tak juga berhasil.

“apa kodenya?” dia mulai frustasi. Haha, heejin eonni belum berubah juga. Dia masih seperti dulu. Rasa ingin tahu nya tak pernah hilang.

“aku takkan memberitahu kodenya padamu. Wleee..” aku mengejeknya. Dia benar-benar kesal. Haha, ekspresinya lucu sekali.

“memangnya ada rahasia apa didalam ponselmu ini sampai-sampai aku tak boleh melihatnya, eoh?” tanyanya.

“pokoknya ada rahasia” ucapku.

“tunggu, tunggu. Siapa ini? Cho… Kyuhyun? Siapa cho kyuhyun? Apa dia namjachingumu?” dia melihat wallpaper depan ponselku. Ya, aku menulis namanya disudut kiri atas ponselku.

“aiish, eon kau terlalu banyak bertanya” ucapku lalu aku merampas ponselku dari tangannya.

“dia pasti namjachingu mu kan? Tunjukkan fotonya padaku. ayolah…” dia merengek manja padaku.

“shireo. Aiish, eon aku harus menyelesaikan ini” ucap ku.

“ah, ya ya. Baiklah” dia akhirnya berhenti menggangguku. Dia merebahkan badannya ke kasurnya.

Malam ini aku memutuskan untuk tidur dirumahnya. Heejin eon memang punya dua tempat tidur dikamarnya. Jadi aku bisa tidur ditempat tidur yang satunya lagi.

“aku tidur ne. cepat tidur. Jangan begadang” ucapnya. dia menarik selimutnya.

“ne, aku sudah selesai” aku menutup laptopku dan merebahkan tubuhku ke kasur.

“kau harus berjanji padaku. nanti kau harus kenalkan namjachingu mu yang bernama cho kyuhyun itu padaku” ucapnya. ini sedikit mengancam sepertinya.

“ne. tenang saja. Aku akan beritahu eon nanti” ucapku. Aku menarik selimutku dan segera tidur.
*Hyoneul’s POV end*

*Jongwoon’s POV*
Apa dia takut tidur sendiri dirumahnya? kenapa dia tidur di rumah tetangganya? Aku sekarang sedang duduk atap sebuah rumah. Memandangnya dari sini. Dia benar-benar mirip dengan park yumi. Kenapa sekarang aku menjadi tak tega dengannya? Padahal aku sangat ingin merubahnya menjadi vampire agar dia bisa hidup kekal bersamaku. Tapi aku sadar, dia tak mencintaiku. Dia hanya mencintai cho kyuhyun. Lagipula cho kyuhyun juga seorang vampire. Tapi kemana anak itu? Kenapa dia taka da disekitar hyoneul? Apa dia sakit? Oh, mungkin dia sedang berada pada masa tranformasi. Ya, kalau sedang dalam masa transformasi menjadi manusia, dia tak di izinkan untuk berjumpa dengan manusia. Andai aku juga bisa menjadi manusia, aku juga ingin kembali menjadi manusia. Aku lelah hidup seperti ini.

“sedang apa kau? Mengintai hyoneul?” suara yang taka sing. Ya, kyuhyun! Aku hanya diam. Dia duduk disampingku.

“apa yang kau inginkan, eoh? Kenapa kau terus mengganggu hidupnya? Jangan buat dia tertekan! Dia merasa tertekan! Kau menghancurkan hidupnya!” bentaknya padaku.

“aku tak pernah menekannya. Dia itu takdirku. Aku tak bisa meninggalkannya” ucapku.

“mwo? Takdir? Jangan bicara takdir didepanku!” sentaknya.

“dia itu takdirku” ucapku singkat.

“apa maksudmu? Jangan harap kau bisa merebutnya dariku” ucapnya.

“kau tak bisa membaca pikiranku? Bukankah kau uga bisa membaca pikiran seseorang? Apa kau sakit? Kemana kekuatanmu itu?” tanyaku. Sepertinya anak ini benar-benar tak bisa membaca pikiranku. Aku juga merasa dia sedang sakit.

“aku sedang dalam masa transformasi. Tapi jangan pernah kau sentuh dia! Atau kau akan mampus ditanganku!” bentaknya.

“hahaha… cho kyuhyun, cho kyuhyun. Bagaimana bisa kau melindungi hyoneul kalau kau sendiri dilarang bertemu dengan manusia? Hahaha… manusia tidak bisa mengelak dari vampire. Bahkan jika aku menggigitnya sekarang dia takkan bisa mengelak” tawaku meledak. Dasar bocah! Ya, bocah ini ternyata sedang dalam masa transformasi. Itu berarti aku bisa mendekati hyoneul. Lagipula oppanya yang sadis itu sedang pergi keluar negeri. Hahaha…

“aku takkan membiarkanmu menggigitnya!” hahaha… dia benar-benar bocah. Aku juga takkan menggigit lee hyoneul. Aku hanya ingin kembali ke masa laluku. Aku takkan tega bila harus menggigitnya. Lagipula hyoneul sudah menjadi milik bocah ini.

“aku takkan mengigitnya. Tenang saja. Aku hanya ingin kembali ke masa laluku” ucapku lalu aku pergi meninggalkannya. Dasar pabo! Dia pasti benar-benar bingung sekarang. Hahaha.. dia kehilangan kekuatannya untuk membaca pikiran orang lain. Jadi aku yakin dia tak tahu apa yang kumaksud.

To Be Continue…